A.
Tujuan
Pembelajaran
1.
Tujuan
Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan
merupakan tujuan yang sifatnya umum dan seringkali
disebut dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan ini merupakan
tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dan didasari oleh falsafah negara
(Indonesia didasari oleh Pancasila).
Berdasarkan UU No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional
(Indonesia) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
2.
Tujuan
Institusional/Lembaga
Tujuan
institusional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau
lembaga pendidikan. Tujuan institusional ini merupakan penjabaran dari tujuan
pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh
karena itu, setiap sekolah atau lembaga pendidikan memiliki tujuan
institusionalnya sendiri-sendiri. Tidak seperti tujuan pendidikan nasional,
tujuan institusional ini sifatnya lebih kongkrit. Tujuan institusional ini
dapat dilihat dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan.
3.
Tujuan
Kurikuler
Tujuan kurikuler
adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi Tujuan ini dapat
dilihat dari GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) setiap bidang studi
Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional, sehingga
kumulasi dari setiap tujuan kurikuler ini akan menggabarkan tujuan
institusional.
4.
Tujuan
Instruksional/Pembelajaran
Tujuan instruksional adalah tujuan yang
ingin dicapai dari setiap kegiatan nstruksional atau pembelajaran
A. Bahan Pembelajaran
Materi
pembelajaran pada dasarnya adalah "isi" dari kurikulum, yakni berupa
mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. Secara
umum isi kurikulum itu dapat dipilah menjadi tiga unsur utama, yaitu logika
(pengetahuan tentang benar-salah; berdasarkan prosedur keilmuan), etika
(pengetahuan tentang baik-buruk) berupa muatan nilai moral, dan estetika
(pengetahuan tentang indah-jelek) berupa muatan nilai seni. Sedangkan bila
memilahnya
berdasarkan taksonomi Bloom dkk, bahan
pembelajaran itu berupa
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap/nilai),
dan psikomotor
(keterampilan).
Tugas guru di sini
adalah memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran. Dalam memilih bahan
pembelajaran, guru dapat mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
relevansi (secara psikologis dan sosiologis), kompleksitas, rasional/ilmiah,
fungsional, dan komprehensif/keseimbangan. Sedangkan pengembangan bahan ajar
itu sendiri dapat disusun dengan menggunakan suatu sekuen bahan ajar yang dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu sekuen kronologis, sekuen kausal, sekuen
struktural, sekuen logis dan psikologis, sekuen spiral, dan lain-lain (Iebih
rinci/lanjut bisa dilihat dalam Sukmadinata, 1997; 105-107).
Dalam pengembangan
dan pemanfaatan bahan pembelajaran, guru dapat melakukannya dengan dua cara,
yakni resources by design, yaitu sumber-sumber belajar yang secara dirancang
dan dikembangkan untuk kepentingan pembelajaran dan resources by utilization,
yaitu sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar yang dapat digunakan
dan dimanfaatkan bagi kepentingan pembelajaran.
B. Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi
pembelajaran merupakan salah satu komponen di dalam sistem pembelajaran, yang
tidak dapat dipisahkan dari komponen lain di dalam sistem tersebut. Dengan kata
lain strategi
pembelajaran
dipengaruhi oleh faktor faktor lain. Faktor-faktor (variabel) yang mempengaruhi strategi
pembelajaran ialah: (1) Tujuan, (2) materi, (3) siswa, (4) fasilitas, (5)
waktu, dan (6) guru.
Metode
dan teknik di dalam proses belajar mengajar bergantung pada tingkah laku yang
terkandung di dalam rumusan tujuan tersebut. Dengan kata lain metode dan teknik
yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan, akan berbeda dengan
metode dan
teknik untuk tujuan
yang menyangkut kerampilan atau sikap. Sebagai contoh: 1) tujuan untuk aspek
pengetahuan (Siswa dapat menjelaskan konsep kebersihan), 2) tujuan untuk aspek keterampilan:
(Siswa dapat membersihkan ruangan kelas), 3) Tujuan untuk aspek sikap
"Siswa
menghargai
kebersihan). Untuk tujuan pertama (aspek pengetahuan) metode tanya jawab dan
diskusi dapat digunakan. Untuk tujuan kedua (aspek keterampilan) sudah barang
tentu tidak cukup hanya dengan bicara bicara (tanya jawab dan diskusi) saja,
akan tetapi harus sampai
praktek
membersikkan ruangan di bawah bimbingan guru. Apalagi untuk tujuan ketiga
(aspek sikap), tidak semudah itu tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam hal ini
kita perlu memilih srategi yang lebih tepat , untuk itu termasuk pembiasaan dan
diserta contoh dari guru. Jadi jelas kiranya bahwa strategi belajar mengajar
yang digunakan dipengaruhi oleh tujuan pengajaran itu sendiri.
a.
Faktor
Tujuan
Tujuan merupakan
faktor yang paling pokok, sebab semua faktor yang ada di dalam situasi
pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran, diarahkan dan diupayakan semata
mata untuk
mencapai tujuan. Tujuan pengajaran
menggambarkan tingkah laku yang harus dimiliki siswa setelah proses belajar
mengajar selesai dilaksanakan. Seperti kita ketahui tingkah laku yang harus
dimiliki siswa dapat dikelompokkan ke dalam kelompok pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. penggunaan strategi atau metode dan teknik di dalam proses belajar
mengajar bergantung pada tingkah laku yang terkandung di dalam rumusan tujuan
tersebut. Dengan kata lain metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang
menyangkut pengetahuan, akan berbeda dengan metode dan teknik untuk tujuan yang
menyangkut keterampilan atau sikap. Sebagai contoh:
a)
Tujuan
untuk aspek pengetahuan-Siswa dapat menjelaskan konsep kebersihan.
b)
Tujuan
untuk aspek keterampilan- Siswa dapat membersihkan ruangan kelas.
c)
Tujuan
untuk aspek sikap- Siswa menghargai kebersihan.
b.
Factor
materi
Dilihat dari
hakekatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda
beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi terhadap
penggunaan cara dan teknik di dalam proses belajar mengajar. Barangkali atas
dasar inilah maka tiap bidang studi atau mata pelajaran memiliki strategi yang
berbeda dengan mata pelajaran lain, sehingga muncul metodik khusus mata
pelajaran, seperti metodik khusus IPA, metodik khusus Matematika,
metode khusus IPS, dan sebagainya. Secara
teoritis di dalam ilmu atau mata pelajaran terdapat
beberapa sifat materi, yaitu fakta,
konsep, prinsip, masalah, prosedur (keterampilan), dan sikap (nilai).
Mengajarkan materi materi tersebut berbeda yang satu dari yang lain bergantung
kepada sifatnya.
1)
Mengajarkan
Fakta
Mengajarkan fakta kelihatannya tidak
terlalu sulit, sebab tujuan utamanya ialah supaya siswa tetap ingat akan fakta
yang diajarkan atau yang dipelajarinya.
2)
Mengajarkan
Konsep
Mengajarkan konsep bukan sekedar supaya
siswa hafal akan konsep tersebut, akan tetapi yang
lebih utama ialah supaya siswa memahami
tentang atribut-atribut konsep tersebut. Untuk itu
antara lain kita dapat menggunakan metode
diskusi dengan pendekatan deduktif atau induktif.
3)
Mengajarkan
Prinsip
Tujuan mengajarkan prinsip bukan sekedar
supaya siswa Komponen Pembelajaran Kurikulum Pembelajaran memahami prinsip
tersebut, akan tetapi supaya siswa mampu menerapkan prinsip tersebut di dalam
praktek. Oleh karena itu mengajarkan prinsip harus diikuti dengan kegiatan
praktek penerapan prinsip yang harus dilakukan oleh siswa.
4)
Mengajarkan
Pemecahan Masalah
Beberapa langkah umum pemecahan masalah
yang dapat ditempuh
ialah:
·
Mengenal
permasalahan.
·
Merumuskan
masalah.
·
Mengumpulkan
berbagai data atau keterangan untuk pemecahan masalah
·
Merumuskan
dan menyeleksi kemungkinan pemecahan masalah.
·
Implementasi
dan evaluasi, dalam hal ini tugas guru memberi pengarahan dan bimbingan di
dalam setiap langkah pemecahan masalah tersebut.
5)
Mengajarkan
Keterampilan Motorik
Mengajarkan
keterampilan motorik (prosedur praktek) tujuan utamanya ialah supaya siswa
mampu melakukan praktek keterampilan tersebut. Metode yang dapat digunakan
antara lain
simulasi atau demonstrasi yang diikuti
dengan latihan.
6)
Mengajarkan
Sikap
Mengajarkan sikap
lebih sulit dan memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Tujuan utama
mengajarkan sikap ialah supaya siswa memiliki sikap atau nilai nilai tertentu,
untuk itu perlu ada upaya penghayatan, contoh, dan pembiasaan.
c.
Factor
siswa
Siswa sebagai
pihak yang berkepentingan di dalam proses belajar mengajar, sebab tujuan yang
harus dicapai semata mata untuk mengubah perilaku siswa itu sendiri. Itulah
sebabnya sangat tidak bijaksana bila proses belajar mengajar tidak didasarkan
kepada faktor siswa itu sendiri. Sehubungan dengan itu beberapa hal yang
dipertimbangkan ialah Jumlah siswa yang terlibat di dalam proses belajar
mengajar. Metode dan teknik yang digunakan di dalam proses
belajar mengajar antara lain bergantung
pada jumlah siswa. Metode dan teknik yang digunakan di dalam proses belajar
mengajar dengan jumlah siswa puluhan orang akan berbeda dengan
metode dan teknik di dalam proses belajar
mengajar dengan jumlah siswa beberapa orang saja. Dalam hal ini perlu
dipertimbangkan bahwa:
1)
Siswa
sebagai keseluruhan. Dalam arti segala aspek pribadinya diperhatikan secara
utuh.
2)
Siswa
sebagai pribadi tersendiri. Setiap siswa memiliki perbedaan dari yang lain
dalam hal: kemampuan, tara belajar, kebutuhan, dan sebagainya yang berkaitan
erat
dengan proses belajar mengajar.
3)
Tingkat
perkembangan siswa akan mempengaruhi proses
pembelajaran.
d.
Factor
fasilitas
Faktor fasilitas
turut menentukan proses dan hasil belajar. Bila kita merencanakan akan
menggunakan metode demonstrasi di dalam mengajarkan suatu keterampilan tertentu
kepada siswa dengan menggunakan alat alat pelajaran yang telah ditetapkan; akan
tetapi ternyata alat alatnya itu kurang lengkap atau sama sekali tidak ada,
maka proses yang telah direncanakan sudah barang tentu tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana harusnya dan hasilnya tidak akan tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
e.
Faktor
Waktu
Faktor waktu dapat
dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan kondisi waktu. Hal yang
menyangkut jumlah waktu ialah berapa puluh menit atau berapa jam pelajaran
waktu yang tersedia untuk proses belajar mengajar itu. Sedangkan yang
menyangkut kondisi waktu ialah kapan atau pukul berapa pelajaran itu
dilaksanakan. Pagi, siang, sore, atau malam, kondisinya akan berbeda. Hal
tersebut akan mempengaruhi terhadap proses belajar mengajar yang terjadi.
f.
Faktor
Guru
Faktor guru adalah
salah satu faktor penentu, pertimbangan semua faktor di atas akan sangat
bergantung kepada kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah yang pada
akhirnya mempengaruhi pelaksanaan proses pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar