Selasa, 13 Desember 2016

Tujuan Pembelajaran dan Bahan pembelajaran serta Strategi dan Metode Pembelajaran

A.    Tujuan Pembelajaran

1.      Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan merupakan tujuan yang sifatnya umum dan  seringkali disebut dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan ini merupakan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dan didasari oleh falsafah negara (Indonesia didasari oleh Pancasila).

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional (Indonesia) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.

2.      Tujuan Institusional/Lembaga

Tujuan institusional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau lembaga pendidikan. Tujuan institusional ini merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu, setiap sekolah atau lembaga pendidikan memiliki tujuan institusionalnya sendiri-sendiri. Tidak seperti tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional ini sifatnya lebih kongkrit. Tujuan institusional ini dapat dilihat dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan.

3.      Tujuan Kurikuler

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi Tujuan ini dapat dilihat dari GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) setiap bidang studi Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional, sehingga kumulasi dari setiap tujuan kurikuler ini akan menggabarkan tujuan institusional.

4.      Tujuan Instruksional/Pembelajaran
Tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan nstruksional atau pembelajaran

A.    Bahan Pembelajaran

Materi pembelajaran pada dasarnya adalah "isi" dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. Secara umum isi kurikulum itu dapat dipilah menjadi tiga unsur utama, yaitu logika (pengetahuan tentang benar-salah; berdasarkan prosedur keilmuan), etika (pengetahuan tentang baik-buruk) berupa muatan nilai moral, dan estetika (pengetahuan tentang indah-jelek) berupa muatan nilai seni. Sedangkan bila memilahnya
berdasarkan taksonomi Bloom dkk, bahan pembelajaran itu berupa
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap/nilai), dan psikomotor
(keterampilan).

Tugas guru di sini adalah memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran. Dalam memilih bahan pembelajaran, guru dapat mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut: relevansi (secara psikologis dan sosiologis), kompleksitas, rasional/ilmiah, fungsional, dan komprehensif/keseimbangan. Sedangkan pengembangan bahan ajar itu sendiri dapat disusun dengan menggunakan suatu sekuen bahan ajar yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu sekuen kronologis, sekuen kausal, sekuen struktural, sekuen logis dan psikologis, sekuen spiral, dan lain-lain (Iebih rinci/lanjut bisa dilihat dalam Sukmadinata, 1997; 105-107).
           
Dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran, guru dapat melakukannya dengan dua cara, yakni resources by design, yaitu sumber-sumber belajar yang secara dirancang dan dikembangkan untuk kepentingan pembelajaran dan resources by utilization, yaitu sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar yang dapat digunakan dan dimanfaatkan bagi kepentingan pembelajaran.

B.     Strategi dan Metode Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen di dalam sistem pembelajaran, yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lain di dalam sistem tersebut. Dengan kata lain strategi
pembelajaran dipengaruhi oleh faktor faktor lain. Faktor-faktor  (variabel) yang mempengaruhi strategi pembelajaran ialah: (1) Tujuan, (2) materi, (3) siswa, (4) fasilitas, (5) waktu, dan (6) guru.
Metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar bergantung pada tingkah laku yang terkandung di dalam rumusan tujuan tersebut. Dengan kata lain metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan, akan berbeda dengan metode dan
teknik untuk tujuan yang menyangkut kerampilan atau sikap. Sebagai contoh: 1) tujuan untuk aspek pengetahuan (Siswa dapat menjelaskan konsep kebersihan), 2) tujuan untuk aspek keterampilan: (Siswa dapat membersihkan ruangan kelas), 3) Tujuan untuk aspek sikap "Siswa
menghargai kebersihan). Untuk tujuan pertama (aspek pengetahuan) metode tanya jawab dan diskusi dapat digunakan. Untuk tujuan kedua (aspek keterampilan) sudah barang tentu tidak cukup hanya dengan bicara bicara (tanya jawab dan diskusi) saja, akan tetapi harus sampai
praktek membersikkan ruangan di bawah bimbingan guru. Apalagi untuk tujuan ketiga (aspek sikap), tidak semudah itu tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam hal ini kita perlu memilih srategi yang lebih tepat , untuk itu termasuk pembiasaan dan diserta contoh dari guru. Jadi jelas kiranya bahwa strategi belajar mengajar yang digunakan dipengaruhi oleh tujuan pengajaran itu sendiri.

a.       Faktor Tujuan
Tujuan merupakan faktor yang paling pokok, sebab semua faktor yang ada di dalam situasi pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran, diarahkan dan diupayakan semata mata untuk
mencapai tujuan. Tujuan pengajaran menggambarkan tingkah laku yang harus dimiliki siswa setelah proses belajar mengajar selesai dilaksanakan. Seperti kita ketahui tingkah laku yang harus dimiliki siswa dapat dikelompokkan ke dalam kelompok pengetahuan, keterampilan, dan sikap. penggunaan strategi atau metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar bergantung pada tingkah laku yang terkandung di dalam rumusan tujuan tersebut. Dengan kata lain metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan, akan berbeda dengan metode dan teknik untuk tujuan yang menyangkut keterampilan atau sikap. Sebagai contoh:

a)      Tujuan untuk aspek pengetahuan-Siswa dapat menjelaskan konsep kebersihan.
b)      Tujuan untuk aspek keterampilan- Siswa dapat membersihkan ruangan kelas.
c)      Tujuan untuk aspek sikap- Siswa menghargai kebersihan.

b.      Factor materi

Dilihat dari hakekatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi terhadap penggunaan cara dan teknik di dalam proses belajar mengajar. Barangkali atas dasar inilah maka tiap bidang studi atau mata pelajaran memiliki strategi yang berbeda dengan mata pelajaran lain, sehingga muncul metodik khusus mata pelajaran, seperti metodik khusus IPA, metodik khusus Matematika,
metode khusus IPS, dan sebagainya. Secara teoritis di dalam ilmu atau mata pelajaran terdapat
beberapa sifat materi, yaitu fakta, konsep, prinsip, masalah, prosedur (keterampilan), dan sikap (nilai). Mengajarkan materi materi tersebut berbeda yang satu dari yang lain bergantung kepada sifatnya.

1)      Mengajarkan Fakta
Mengajarkan fakta kelihatannya tidak terlalu sulit, sebab tujuan utamanya ialah supaya siswa tetap ingat akan fakta yang diajarkan atau yang dipelajarinya.
2)      Mengajarkan Konsep
Mengajarkan konsep bukan sekedar supaya siswa hafal akan konsep tersebut, akan tetapi yang
lebih utama ialah supaya siswa memahami tentang atribut-atribut konsep tersebut. Untuk itu
antara lain kita dapat menggunakan metode diskusi dengan pendekatan deduktif atau induktif.
3)      Mengajarkan Prinsip
Tujuan mengajarkan prinsip bukan sekedar supaya siswa Komponen Pembelajaran Kurikulum Pembelajaran memahami prinsip tersebut, akan tetapi supaya siswa mampu menerapkan prinsip tersebut di dalam praktek. Oleh karena itu mengajarkan prinsip harus diikuti dengan kegiatan praktek penerapan prinsip yang harus dilakukan oleh siswa.
4)      Mengajarkan Pemecahan Masalah
Beberapa langkah umum pemecahan masalah yang dapat ditempuh
ialah:
·         Mengenal permasalahan.
·         Merumuskan masalah.
·         Mengumpulkan berbagai data atau keterangan untuk pemecahan masalah
·         Merumuskan dan menyeleksi kemungkinan pemecahan masalah.
·         Implementasi dan evaluasi, dalam hal ini tugas guru memberi pengarahan dan bimbingan di dalam setiap langkah pemecahan masalah tersebut.

5)      Mengajarkan Keterampilan Motorik
Mengajarkan keterampilan motorik (prosedur praktek) tujuan utamanya ialah supaya siswa mampu melakukan praktek keterampilan tersebut. Metode yang dapat digunakan antara lain
simulasi atau demonstrasi yang diikuti dengan latihan.

6)      Mengajarkan Sikap
Mengajarkan sikap lebih sulit dan memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Tujuan utama mengajarkan sikap ialah supaya siswa memiliki sikap atau nilai nilai tertentu, untuk itu perlu ada upaya penghayatan, contoh, dan pembiasaan.

c.       Factor siswa

Siswa sebagai pihak yang berkepentingan di dalam proses belajar mengajar, sebab tujuan yang harus dicapai semata mata untuk mengubah perilaku siswa itu sendiri. Itulah sebabnya sangat tidak bijaksana bila proses belajar mengajar tidak didasarkan kepada faktor siswa itu sendiri. Sehubungan dengan itu beberapa hal yang dipertimbangkan ialah Jumlah siswa yang terlibat di dalam proses belajar mengajar. Metode dan teknik yang digunakan di dalam proses
belajar mengajar antara lain bergantung pada jumlah siswa. Metode dan teknik yang digunakan di dalam proses belajar mengajar dengan jumlah siswa puluhan orang akan berbeda dengan
metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar dengan jumlah siswa beberapa orang saja. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan bahwa:
1)      Siswa sebagai keseluruhan. Dalam arti segala aspek pribadinya diperhatikan secara utuh.
2)      Siswa sebagai pribadi tersendiri. Setiap siswa memiliki perbedaan dari yang lain dalam hal: kemampuan, tara belajar, kebutuhan, dan sebagainya yang berkaitan erat
dengan proses belajar mengajar.
3)      Tingkat perkembangan siswa akan mempengaruhi proses
pembelajaran.

d.      Factor fasilitas

Faktor fasilitas turut menentukan proses dan hasil belajar. Bila kita merencanakan akan menggunakan metode demonstrasi di dalam mengajarkan suatu keterampilan tertentu kepada siswa dengan menggunakan alat alat pelajaran yang telah ditetapkan; akan tetapi ternyata alat alatnya itu kurang lengkap atau sama sekali tidak ada, maka proses yang telah direncanakan sudah barang tentu tidak dapat dilaksanakan sebagaimana harusnya dan hasilnya tidak akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

e.       Faktor Waktu

Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan kondisi waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu ialah berapa puluh menit atau berapa jam pelajaran waktu yang tersedia untuk proses belajar mengajar itu. Sedangkan yang menyangkut kondisi waktu ialah kapan atau pukul berapa pelajaran itu dilaksanakan. Pagi, siang, sore, atau malam, kondisinya akan berbeda. Hal tersebut akan mempengaruhi terhadap proses belajar mengajar yang terjadi.

f.        Faktor Guru


Faktor guru adalah salah satu faktor penentu, pertimbangan semua faktor di atas akan sangat bergantung kepada kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah yang pada akhirnya mempengaruhi pelaksanaan proses pembelajaran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar