Selasa, 13 Desember 2016

Evaluasi kurikulum

Pebahasan mengenai evaluasi kurikulum tidak terlepas dari beberapa istilah yang senada bahkan sering dipertukarkan maknanya, yaitu evaluasi, penilaian, pengukuran dan tes. Evaluasi berasal dari bahasa inggris yakni “evaluation” sedangkan penilaian disebut juga “assessment”, pengukuran adalah “measurement” sedangkan tes dalam bahasa inggris disebut “tes”.
Tes adalah suatu alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus, terlihat dari konstruksi butir soal yang digunakan, jenis pertanyaan yang diberikan, serta penyelenggaraannya diatur secara khusus. Aspek yang dites pun terbatas mencakup aspek kognitif, efektif, dan psikomotor, hasil dari tes tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, artinya kualitassesuatu yang dites dilambangkan dengan angka. Tes dibangun atas dasar teori pengukuran, bagaimana tes dibuat harus memenuhi standar validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan).
            Ahmann dang lock ini menyatakan bahwa pengukuran adalah bagian dari evaluasi yang memberikan informasi lebih jelas, pengukuran adalah proses yang bertujuan untuk menetapkan kualifikasi yang sesuai dengan tingkatan yang telah dicapai oleh peserta didik. Keterkaitan antara evaluasi dan pengukuran adalah terdapat beberapa ukuran yang tersandar seperti meter, kilogram, takaran, dan lain-lain.
Pengertian Evaluasi Kurikulum
Kurikulum merupakan bagian dari pendidikan dalam lingkup yang luas. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Mengevaluasi keberhasilan sebuah pendidikan berarti juga mengevaluasi kurikulumnya. Hasil evaluasi kurikulum bermanfaat bagi penemu kebijakan dalam menentukan keputusan untuk melakukan perbaikan atau pun perubahan kurikulum. Evaluasi merupakan bagian penting dalam proses pengembangan kurikulum, baik dalam pembuatan kurikulum baru, memperbaiki kurikulum yang ada atau menyempurnakannya. Sebelum suatu kurikulum diberlakukan secara nasional, diperlukan adanya fase pengembangan dimana kurikulum yang baru tersebut dirancang dengan cermat dan diujicobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk disebarluaskan ke semua lembaga pendidikan.
Nana sudjana (1998:127) menjelaskan bahwa evaluasi adalah proses penentuan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu, yang dalam proses tersebut tercakup usaha untuk mencari dan mengumpulkan data/informasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan nilai sesuatu yang menjadi objek evaluasi, seperti program, prosedur, usul, pendekatan, model kerja, hasil program.kurikulum memiliki dimensi yang luas karena mencakup banyak hal.
Tujuan evaluasi kurikulum
            Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan serta untuk memriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Kurikulum dimaksudkan untuk keperluan :
a.       Untuk perbaikan program
b.      Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
c.       Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Model Evaluasi Kurikulum
a.       Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok.
b.      Congruence
Evaluasi meruapakan pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauh mana perubahan hasil pendidikan telah terjadi
c.       Illumination
Evaluasi merupakan studi mengenai: pelaksanaan program, pengaruh factor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program, serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar.
d.      Educational system evaluation
Evaluasi adalah perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir denga suatu deskripsi dan judgment.
e.       Model cipp
Model ini menitikberatkan pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai factor, diantaranya : karakteristik pesrta didik, dan lingkungan, tujuan program, dan peralatan yang digunakan, serta prosedur, dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. 
Tunjauan Masing-Masing Model
a.       Measurement
Konsep measurement telah memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam hal penekanannya terhadap pentingnnya objektivitas dalam proses evaluasi. Kelemahan dari konsep ini terletak pada penekanannya yang berlebihan pada aspek pengukuran dalam kegiatan evaluasi pendidikan.
b.      Congruence
Konsep ini menghubungkan kegiatan evaluasi dengan tujuan untuk mengkaji efektivitas kurikulum yang sedang dikembangkan. Kelemahan dari konsep ini terletak pada ruang lingkup evaluasinya. Sekalipun tujuan evaluasi diarahkan pada kepentingan penyempurnaan program kurikulum, tapi konsep ini tidak menjadikan input dan proses pelaksanaan sebagai objek langsung evaluasi.
c.       Illumination
Konsep illumination menekankan pentingnya dilakukan evaluasi yang berkelanjutan selama proses pelaksanaan kurikulum sedang berlangsung. Kelemahan dari konsep ini terutama terletak pada teknis pelaksanaannya.
d.      Educational system evaluation
Konsep ini memperlihatkan banyak segi yang positif untuk kepentingan proses pengembangan kurikulum.
e.       Model cipp
Model evaluasi ini menggambarkan cakupan evaluasi kurikulum  yang cukup luas, tidak hanya mencakup aspek pembelajaran saja sebagai implementasi kurikulum, namun keseluruhan aspek mulai dari : konteks, masukan (input), proses dan produk atau hasil.
·         Konteks (contect)
·         Masukan (input)
·         Proses (process)
·         Produk (product)
Model yang disarankan
Ketepatan suatu model tak dapat dilepaskan dari tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan evaluasi yang kita adakan.
Terlepas dari kenyataan tersebut, untuk mencapai tujuan evaluasi yang bersifat khusus, ketiga model yang lain pun masih dapat memberikan sumbangan :
a.       Untuk keperluan seleksi dan klasifikasi siswa dan membandingkan efektivitas kurikulum yang baru dengan kurikulum yang ada, model measurement tepat untuk digunakan.

b.      Untuk mengkaji efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan dan untuk menetapkan tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran, model congruence tergolong ampuh untuk digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar