Selasa, 27 Desember 2016

Pendekatan Longitudinal, Tranversal, Sekuensal, Dan Lintas Budaya

Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus, karena spikologi perkembangan mempelajari kekhususan daripada tingkah laku individu.
Untuk mengetahui suatu perkembangan dan pertumbuhan manusia baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari manusia tersebut maka dilakukan pendekatan-pendekatan dan metode-metode tertentu, dimana untuk memberikan pengertian bagaimana peneliti (psikolog) perkembangan melakukan tugas mereka dalam mendapatkan lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan dan bagaimana cara untuk mengatasi hambatan dalam proses perkembangan.
Pembahasan mengenai pendekatan yang lebih umum mengandung 2 pengertian,  yaitu memberikan lebih banyak data mengenai keseluruhan kukan perkembangan atau beberapa aspeknya,  dan meninjau pengaruh faktor  endogen (bawaan) dan eksogen (lingkungan,  khususnya kebudayaan) bagi perkembangan seseorang.
  1. Pendekatan Longitudinal
Pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian yang  dilakukan dengan cara menyelidiki perkemban manusia dalam jangka waktu yang lama atau sebagian waktu dari hidup manusia tersebut.  misalnya mengikuti perkembangan seseorang dari lahir sampai akhir hidupnya atau sebagian dari hidupnya.
Pendekatan longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki anak dalam jangka waktu yang lama,  misalnya mengikuti perkembangan sesorang dalam jangka waktu tertentu,  seperti selama masa kanak-kanak atau selama masa remaja. Dengan pendekatan ini,  diteliti beberapa aspek tingkah laku pada satu atau dua orang yang sama dalam waktu beberapa tahun.  Dengan begitu, akan diperoleh gambaran aspek perkembangan secara menyeluruh.
Pendekatan ini pun mempunyai kelebihan dan kelemahan.  Di antara kelebihan pendekatan longitudinal ini adalah sebagai berikut.
·         Sampel lebih sedikit,  sehingga memungkinkan untuk melakukan analisis terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap individu.
·         untuk Memungkinkan mengetahui gangguan-gangguan dalamperkembangan,  Jang baik secara pribadi maupun dalam kelompok.
·         Memungkinkan melakukan analisis terhadap hubungan antara proses pertumbuhan,  baik aspek kematangan maupun pengalaman,  karena data yang diperoleh berasal dari anak yang sama. 
·         Memberikan kesempatan untuk menganalisis efek lingkungan terhadap perubahan tingkah laku dan kepribadian.
Sedangkan kelemahan dari pendekatan longitudinal ini adalah seperti berikut.
·         Membutuhkan waktu yang yang lama dan biaya yang besar.
·         Memerlukan banyak peneliti yang kemungkinan memiliki pengalaman yang berbeda-beda. 
·         Kemungkinan terjadinya gangguan dalam selang waktu penelitian yang sedang dilakukan,  misalnya bila orang pindah tempat atau meninggal.  Sebagai contoh,  bila kita membandingkan kelompok anak edang usia l,  8,  12,  dan 16 tahun,  kita temukan perkelahian yang lebih besar aikan pada anak kecil sedangkan pada anak yang lebih besar lebih banyak terjadi saling memaki.
Dalam pendekatan longitudinal,  anak-anak yang sama diteliti nelitian berdasarkan kurun waktu teratur selama suatu periode waktu tertentu(10 tahun atau lebih).  Pendekatan ini mengenai adegan kekerasan di nalanin televisi,  menilai anak yang sama pada usia 8 tahun dan pada usia 18 tahun.  Anak usia 8 tahun menonton adegan kekerasan di televisi lebih ampaia agresif daripada saat berusia 18 tahun.
2.      Pendekatan Transversal atau Cross Sectional
Pendekatan transversal atau cross sectional adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki perkembangan manusia dari beberapa kelompok dalam jangka waktu yang relative singkat. Pada pendekatan ini,  penelitian dilakukan terhadap beberapa subjek yang dikelompokkan, misalnya dikelompokan menurut usia subjek yang diteliti secara berurutan(l4 tahun , 15 tahun, 17 tahun). Kemudian kelompok yang berbeda tersebut dapat dibandingkan Diam beberapa hal, seperti IQ,  memori,  emosi,  cara bergaul dengan teman sebaya,  dan sebagainnya.
Pendekatan cross-sectional adalah suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan penelitian terhadap beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relatif singkat. Dalam pendekatan ini,  penelitian  dilakukan terhadap orang-orang atau kelompok orang dari tingkat umur yang berbeda-beda.  Suatu studi cross-sectional yang umum dapat mencakup sekelompok anak berusia 5 tahun,  8 tahun,  dan ll tahun;  kelompok lain dapat mencakup kelompok anak dan orang dewasa,  berusia 15 tahun,  25 tahun dan 45 tahun.
  1. Pendekatan Sekuensial
Pendekatan sequential (sekuensial) adalah pendekatan kombinasi dari longitudinal cross-sectional.  Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk membandingkan perbedaan individual dan perkembangan.   Kombinasi dari longitudinal dan cross-sectional dapat menyajikan gambaran perkembangan yang lebih lengkap daripada dilakukan pendekatan secara terpisah.
Untuk mempelajari perkembangan rentang hidup,  sejumlah pakar psikologi perkembangan juga menggunakan kombinasi dari pendekatan cross-sectional dan pendekatan longitudinal. Kombinasi pendekatan cross-  sectional dan pendekatan longitudinal inilah yang dinamakan pendekatan sekuensial.  Dalam banyak hal,  pendekatan ini mulai dengan studi cross-  sectional yang mencakup individu dari usia yang berbeda. 
4.      Pendekatan Cross-Culture(Lintas-Budaya) 
Pendekatan cross-culture adalah pendekatan dalam penelitian mempertimbangakan faktor-faktor lingkungan maupun kebudayaan yang dapat memengaruhi perkembangan manusia.  Pendekatan ini  dilakukan terhadap beberapa kelompok yang berbeda latar belakang kebudayaanya,  baik melalui percobaan maupun tes pengumpulan melalui observasi,  wawancara dan pengumpulan data lainnya untuk dianalisis persamaan dan perbedaannya.
Pendekatan cross-cultural adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan atau kebudayaan yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.  Pendekatan ini banyak digunakan untuk mengetahui perbedan-perbedaan atau persamaan- persamaan perkembangan anak pada latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.  Hal ini adalah karena dengan pendekatan ini akan diperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang proses perkembangan seseorang,  Melalui pendekatan ini bisa dijelaskan hipotesis-hipotesis yang ada melalui pulan faktor-faktor yang diperoleh,  misalnya tentang besar kecilnya pengaruh dari faktor sosial, ekonomi,pola pengasuhan dan gaya hidup terhadap ciri-ciri kepribadian dan perkembangan-perkembangan kognitif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar