Selasa, 13 Desember 2016

Jangan Remehkan Piket dalam Kelas (membersihkan kelas)

Penanaman rasa cinta kebersihan sejak dini sebagai upaya pembentukan karakter bangsa perlu mendapat perhatian lebih dari masyarakat Indonesia. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya musibah yang terjadi sebagai akibat dari kurangnya kesadaran masyarakat mengenai urgensi menjaga kebersihan lingkungan. Minimnya kesadaran terhadap kebersihan tampak pada data yang dilaporkan oleh Antaranews.com (20/1) mengenai volume sampah di sungai-sungai Jakarta bahwa pada awal tahun 2014 saja rata-rata jumlah sampah per hari yang diambil dari sungai mencapai lebih dari 300 ton.
Fakta tersebut menjelaskan bahwa kesadaran untuk mejaga kebersihan lingkungan memang harus mendapat perhatian lebih. Penanaman rasa cinta kebersihan secara sederhana dapat dilakukan melalui optimalisasi fungsi piket kelas dalam institusi pendidikan formal. Perlu diketahui bahwa dalam kegiatan piket kelas terkandung nilai-nilai luhur yang harus dimiliki sejak dini oleh manusia seperti tanggung jawab, disiplin dan peduli. Namun ironisnya, kegiatan piket kelas akhir-akhir ini kurang mendapat perhatian dalam dunia pendidikan. Pihak sekolah lebih suka mempekerjakan petugas kebersihan dan melimpahkan semua tugas kebersihan kepada mereka. Padahal jika ditelisik lebih dalam, piket kelas menjadi salah satu pilar pembentuk karakter bangsa. Bagaimana piket kelas mampu membentuk karakter bangsa?
Peserta didik harus dilibatkan dalam kegiatan kebersihan sekolah, khususnya dalam lingkup kecil (kelas). Melalui piket kelas, siswa akan belajar mengenai tanggung jawab, disiplin dan peduli. Keterlibatan siswa dalam kegiatan kebersihan bertujuan untuk membiasakan mereka bertanggung jawab membuang sampah pada tempatnya. Kebiasan yang dilakukan di dalam kelas sangat mungkin pula dilakukan di luar kelas. Tanggung jawab untuk membuang sampah pada tempatnya akan membekas dan mendarah daging setelah mengalami proses internalisasi secara intensif melalui piket kelas yang dilaksanakan setiap minggu. Hal tersebut juga akan berlaku pada sikap disiplin untuk membersihkan tempat tinggal mereka yang kotor, dan pada sikap peduli untuk menjaga kebersihan lingkungan secara kontinyu.
Piket kelas yang dilakukan oleh peseta didik harus mendapat pengawasan dan perhatian dari pihak sekolah. Artinya, peserta didik tidak serta merta dibiarkan merawat dan menjaga kebersihan kelas tanpa adanya kontrol dari pihak sekolah. Pemeriksaan secara berkala harus tetap dilakukan dan petugas kebersihan juga tetap memiliki tanggung jawab untuk membersihkan kelas, namun dengan catatan tidak jauh melampaui porsi yang didapat oleh siswa agar siswa juga merasa memiliki dan bertanggung jawab menjaga kebersihan kelas.
Dari pemaparan di atas telah diketahui bahwa, jika dioptimalkan, piket kelas mampu membentuk peserta didik menjadi insan yang bertanggung jawab, disiplin dan peduli. Kontrol dari pihak sekolah dan pembagian porsi pekerjaan secara proporsional antara siswa dengan petugas kebersihan sesuai dengan kepentingan pembelajaran nilai akan mendukung terbentuknya karakter siswa yang mencintai kebersihan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar