Pemikiran Maslow tentang Teori Hierarki
Kebutuhan Individu sudah dikenal luas,
namun aplikasinya atau terapan untuk kepentingan pendidikan siswa di
sekolah tampaknya belum mendapat perhatian penuh. Secara ideal,
dalam rangka pencapaian perkembangan kebutuhan diri siswa, sekolah
seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebututuhan siswanya.
§ Kebutuhan Jasmani
semua Sesuai dengan teori hierarki
kebutuhan dari Maslow, kebutuhan jasmani
merupakan kebutuhan dasar manusia bersifat instinktif. Kebutuhan-kebutuhan
jasmaniah untuk peserta didik yang perlu diperhatikan adalah makan, minum,
pakaian, oksigen, istirahat,
kesehatan jasmani, gerak-gerak
jasmani, serta terhindar dari segala
ancaman.Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi,
selain memenganuhi pembentukan pribadi dan perkembangan psikososial
peserta didik, juga akan sangat
berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di sekolah
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani
peserta didik, sekolah bisa melakukan upaya-upaya berikut
·
Memberikan pemahaman
kepada peserta didik tentang pentingnya hidup sehat dan teratur
·
Menanamkan kesadaran
kepada peserta didik agar mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi dan vitamin
yang tinggi.
·
Memberikan waktu peserta
didik untuk beristirahat.
·
Memberikan pendidikan jasmani.
·
Memberikan berbagai
sarana di sekolah agar peserta didik dapat bergerak bebas, bermain,
berolahraga, dan lain-lain.
·
Membuat bangunan sekolah
dengan memperhatikan sirkulasi udara,
pencahayaan, sehingga peserta
didik dapat belajar dan beraktivitas dengan nyaman Mengatur tempat duduk mereka
sesuai dengan keadaan fisik mereka.
·
Menyediakan ruangan kelas
dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang tepat dan sesuai dengan
situasi sekolah
·
Menyediakan kamar
mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang
·
Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat
bagi siswa representative dan kondusif
§ Kebutuhan Rasa Aman
Sejumlah peneliti
membuktikan bahwa kebutuhan ini sangat pentig bagi peserta didik dan memberikan
pengaruh yang sangat besar dalam tingkah laku mereka. Rutter(1979)
mengatakan bahwa kondisi sekolah yang baik dan pondasi yang kuat membuat
tingkah laku dan akademi peserta didik cenderung baik. Murphi(1985)
menyatakan bahwa sekolah yang efektif ditentukan oleh lingkungan yang
aman dan rapi. Mereka mempunyai dua
pendapat dalam dua dimensi. Dimensi
pertama, yaitu siswa tak merasa terancam
atau ketakutan, merasa aman dan senang
berada di sekolah. Dimensi kedua adalah
bahwa sekolah merupakan sebuah sistem penjagaan dan pelaksanaan disiplin.
Sejumlah pemikir
dan praktisi dunia pendidikan konteporer,
seperti(Hanushekm, 1995; Bobbi De Porter, 2001;
Hoy dan Miskel, 2001; Sackney,
2004) juga mengakui bahwa lingkungan
sekolah yang sehat dan menyenangkan, di
samping dibutuhkan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, juga diperlukan untuk mengantisipasi
timbulnya perasaan tidak nyaman dan stres dalam diri siswa.
Contoh Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
·
Sikap guru: menyenangkan,
mampu menunjukkan penerimaan terhadap siswanya, dan tidak menunjukkan ancaman
atau bersifat menghakimi.
·
Adanya ekspektasi yang
konsisten.
·
Mengendalikan perilaku
siswa di kelas sekolah dengan menerapkan sistem pendisiplinan siswa secara
adil.
·
Lebih banyak memberikan
penguatan perilaku(reinforcement) melalui pujian/ganjaran atas segala perilaku
positif siswa daripada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa.
·
Kebutuhan Alkan Kasih
Sayang Peserta didik yang mendapatkan kasih sayang akan merasakan betah dan
bahagia berada di sekolah, seakan-akan
memperoleh
motivasi untuk belajar di sekolah.
Sebaliknya, jika kebutuhan ini terpenuhi
oleh peserta didik akan mengakibatkan mereka merasa terisolasi, cemas,
bingung, rendah diri, tidak myaman,
bahkan akan Mengakibatkan peserta didik sulit belajar dan memicu tingkah
laku maladaptif. Dengan kondisi seperti
itu, peserta didik akan membuat mereka
malas untuk belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar