Selasa, 27 Desember 2016

Implikasi Kebutuhan Individu Peserta Didik Terhadap Pendidikan

Pemikiran Maslow tentang Teori Hierarki Kebutuhan Individu sudah dikenal luas,  namun aplikasinya atau terapan untuk kepentingan pendidikan siswa di sekolah tampaknya belum mendapat perhatian penuh.  Secara ideal,  dalam rangka pencapaian perkembangan kebutuhan diri siswa, sekolah seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebututuhan siswanya.
§  Kebutuhan Jasmani
semua Sesuai dengan teori hierarki kebutuhan dari Maslow,  kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan dasar manusia bersifat instinktif. Kebutuhan-kebutuhan jasmaniah untuk peserta didik yang perlu diperhatikan adalah makan,  minum,  pakaian,  oksigen,  istirahat,  kesehatan jasmani,  gerak-gerak jasmani,  serta terhindar dari segala ancaman.Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi,  selain memenganuhi pembentukan pribadi dan perkembangan psikososial peserta didik,  juga akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di sekolah
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani peserta didik, sekolah bisa melakukan upaya-upaya berikut
·         Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pentingnya hidup sehat dan teratur
·         Menanamkan kesadaran kepada peserta didik agar mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi dan vitamin yang tinggi.
·         Memberikan waktu peserta didik untuk beristirahat.
·         Memberikan pendidikan jasmani.
·         Memberikan berbagai sarana di sekolah agar peserta didik dapat bergerak bebas,  bermain,  berolahraga,  dan lain-lain.
·         Membuat bangunan sekolah dengan memperhatikan sirkulasi udara,  pencahayaan,  sehingga peserta didik dapat belajar dan beraktivitas dengan nyaman Mengatur tempat duduk mereka sesuai dengan keadaan fisik mereka.
·         Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang tepat dan sesuai dengan situasi sekolah
·         Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang
·          Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa representative dan kondusif

§  Kebutuhan Rasa Aman
Sejumlah peneliti membuktikan bahwa kebutuhan ini sangat pentig bagi peserta didik dan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam tingkah laku mereka.  Rutter(1979)  mengatakan bahwa kondisi sekolah yang baik dan pondasi yang kuat membuat tingkah laku dan akademi peserta didik cenderung baik.  Murphi(1985)  menyatakan bahwa sekolah yang efektif ditentukan oleh lingkungan yang aman dan rapi.  Mereka mempunyai dua pendapat dalam dua dimensi.  Dimensi pertama,  yaitu siswa tak merasa terancam atau ketakutan,  merasa aman dan senang berada di sekolah.  Dimensi kedua adalah bahwa sekolah merupakan sebuah sistem penjagaan dan pelaksanaan disiplin.
Sejumlah pemikir dan praktisi dunia pendidikan konteporer,  seperti(Hanushekm,  1995;  Bobbi De Porter,  2001;  Hoy dan Miskel,  2001;  Sackney,  2004)  juga mengakui bahwa lingkungan sekolah yang sehat dan menyenangkan,  di samping dibutuhkan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa,  juga diperlukan untuk mengantisipasi timbulnya perasaan tidak nyaman dan stres dalam diri siswa.
Contoh Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
·         Sikap guru:  menyenangkan,  mampu menunjukkan penerimaan terhadap siswanya, dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
·         Adanya ekspektasi yang konsisten.
·         Mengendalikan perilaku siswa di kelas sekolah dengan menerapkan sistem pendisiplinan siswa secara adil.
·         Lebih banyak memberikan penguatan perilaku(reinforcement) melalui pujian/ganjaran atas segala perilaku positif siswa daripada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa.
·         Kebutuhan Alkan Kasih Sayang Peserta didik yang mendapatkan kasih sayang akan merasakan betah dan bahagia berada di sekolah,  seakan-akan memperoleh
motivasi untuk belajar di sekolah. Sebaliknya,  jika kebutuhan ini terpenuhi oleh peserta didik akan mengakibatkan mereka merasa terisolasi,  cemas,  bingung,  rendah diri,  tidak myaman,  bahkan akan Mengakibatkan peserta didik sulit belajar dan memicu tingkah laku maladaptif.  Dengan kondisi seperti itu,  peserta didik akan membuat mereka malas untuk belajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar